Makna Batang Garing Bagi suku Dayak Kalimantan Tengah

Ditulis Oleh: Rou

Masyarakat asli Kalimantan Tengah memiliki keunikan tersendiri dalam memandang alam ini dengan simbol-simbol flora (tumbuhan) dan fauna (binatang) yang tetap diyakini hingga saat ini, bahkan simbol tersebut salah satunya kini menjadi maskot bagi mayoritas suku Dayak yaitu Batang Garing atau di sebut juga dengan Batang Haring. Batang Garing atau Batang Haring yang berarti Pohon Kehidupan.

Batang Garing sudah menjadi kekhasan untuk Suku Dayak Ngaju, Ot Danum, Ma’anyan, dan Lawangan. Batang Garing telah menjadi lambang khas suku Dayak sejak agama helu atau agama terdahulu dan melambangkan persatuan dari Suku Dayak Kalimantan Tengah.

Batang Haring berbentuk seperti mata tombak yang mengarah ke atas atau langit. Hal ini dipercaya melambangkan kepercayaan agama Kaharingan (kepercayaan suku Dayak) Ranying Hatala Langit, sumber segala kehidupan.

Setiap dahan memiliki tiga buah yang menghadap ke atas dan ke bawah. Dahan tersebut melambangkan tiga kelompok besar manusia sebagai keturunan Maharaja Sangiang, Maharaja Sangen, dan Maharaja Bunu. Sedangkan daunnya melambangkan ekor dari salah satu burung yang menjadi identitas suku Dayak yaitu burung Enggang (burung Tingang). Sedangkan pada bagian bawah Batang Haring mempunyai guci berisi air suci serta dahan berlekuk yang juga melambangkan Jatha atau dunia bawah atau sering disebut dengan Pulau Batu Nindan Tarung. Pulau yang menjadi tempat manusia pertama kali sebelum diturunkan ke bumi sebagai wujud tempat bertumpu batang garing. Burung Tingang (Enggang) dan matahari memberi simbol bahwa asal-usul kehidupan ini adalah berasal dari atas. Burung enggang dan matahari sebagai lambang-lambang Ranying Mahatala Langit yang merupakan sumber segala kehidupan.

Inti yang disampaikan bahwa dunia atas dan dunia bawah pada hakikatnya bukanlah dua dunia yang berbeda, melainkan sebenarnya merupakan suatu kesatuan dan saling berhubungan.

Batang Haring atau Pohon Kehidupan juga melambangkan keseimbangan atau keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Sebuah triangulasi, Batang Haring dengan Guci (Balanga) menyimbolkan dua dunia, dimana dunia atas dilambangkan dengan Pohon Kehidupan dan dunia bawah dengan dilambangkan dengan Guci, tapi terikat oleh satu kesatuan yang berhubungan serta membutuhkan.

Sementara buah yang ada pada Batang Haring melambangkan sebuah kelompok dari umat manusia. Dimana kedua buah tersebuat ada yang mengarah ke atas dan juga ada yang mengarah ke bawah adalah sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu menghargai antara sesama. Jadi tempat asal dari manusia yaitu ada di dunia atas atau Lewu Tatau.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian
Scroll to Top