Pertunjukan Seni Tari Budaya Suku Dayak

Selayang Pandang

Pertunjukan Seni Tari & Musik Budaya Suku Dayak

Suku Dayak merupakan salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Kalimantan dan memiliki keunikan budaya yang begitu mengagumkan. Termasuk di dalamnya adalah kesenian tradisional tari dan musiknya.

Borneo Heritage sebagai wadah untuk memperkenalkan kesenian tari dan musik khas suku Dayak dengan bangga akan memberikan penampilan terbaik dan memberikan sebuah pengalaman menakjubkan bagi para penonton.

dance-performance
dance2

~ Visi dan Misi ~

*Memperkenalkan kesenian budaya adat khas suku Dayak di Kalimantan.

*Membantu para komunitas sanggar lokal di Kalimantan untuk berkembang di kancah nasional maupun internasional.

PERFORMANCES OPTION

Sanggar di Kabupaten Barito Timur dari Kalimantan tengah

1. Kategori musik hidup

Durasi: 4 - 6 jam

Pertunjukan ini akan dibawakan oleh 7 penari profesional dan 7 pemusik dari salah satu sanggar di Barito Timur Kalimantan Tengah dan akan menampilkan beberapa pilihan tarian tradisional suku Dayak Maanyan yaitu Bahalai, Giring-Giring, Gelang Balian Dadas, dan Balian. Tari Bawo (diikuti dengan pertunjukan Wadian Bulat, suatu atraksi melipat anggota tubuh seperti tangan dan kaki hingga kepala), dan Sendratari (teater tari).

 

2. Kategori musik rekaman

Durasi: 4 - 6 jam

Pertunjukan ini akan dibawakan oleh 8 penari profesional dari salah satu sanggar di Barito Timur, Kalimantan Tengah dan akan menampilkan beberapa pilihan tarian tradisional suku Dayak Maanyan, yaitu tari Bahalai, Giring-Giring, Gelang Balian Dadas, dan Balian Bawo. dilanjutkan dengan pertunjukan Wadian Bulat, suatu atraksi melipat anggota tubuh seperti tangan dan kaki hingga kepala), dan Sendratari (teater tari).

Tarian tambahan untuk pertunjukan selanjutnya adalah Tari Kinyah, Tari Tasai, Tari Manasai dan Tari Mandau.

Sanggar di Kabupaten Kubu Raya dari Kalimantan Barat

1. Pertunjukan Solo Sape

Durasi: 45 menit

Pertunjukan Sape yang dibawakan oleh artis Sape profesional Agus Ken Frengky yang merupakan suku Dayak Kanayatn dari Kalimantan Barat.

2. Penampilan grup musisi dan penari solo

Durasi : 35 menit

Pertunjukan ini akan dibawakan oleh 5 pemain musik yang memainkan alat musik Sape, gendang, gong dan seruling diikuti oleh penari tunggal yang akan membawakan tari Mandau dan Tari Gong.

 

3. Performances by musician and dancers group

Duration : 60 minutes

Pertunjukan ini akan dibawakan oleh 7 penari dan 7 pemusik yang akan menampilkan beberapa pilihan tarian tradisional suku Dayak Kanayatn yaitu tari Jubata, Pilanuk, Nutuk, Nampi’ Seak dan Nimang Padi. Dan pertunjukan akan dilanjutkan dengan seni tari modern.

DESKRIPSI TARI - KALIMANTAN TENGAH

Tari Bahalai (Nandrik) atau Tari Selendang Bawi Tarian ini merupakan cindera tari yang diangkat dari kelengkapan pakaian berupa selendang di kalangan kaum wanita Suku Dayak Kalimantan Tengah. Tarian ini dilakukan sebagai ucapan syukur atas terlaksananya suatu hajatan besar di kalangan warga semisal pernikahan, panen besar atau pesta rumah baru dan lainnya.

Tari giring-giring adalah tarian suka cita suku Dayak Ma’anyan sebagai tarian pemersatu yang selalu ditarikan setiap kali ada pertemuan atau hajatan yang mana akan datang orang dari berbagai tempat dan bertemu sehingga ungkapan kebahagiaan dilakukan lewat tarian giring-giring yang dalam Dayak Ma’anyan disebut Nandrik nampak dengan properti disebut gantar gangereng. Gantar adalah sebuah tongkat yang dihentak-hentakan ke tanah, gangereng sebuah ruas bambu yang didalamnya diisi dengan biji piding sehingga mengeluarkan irama yang merdu.

Tari Gelang Dadas merupakan Tarian Ritual khas Wadian/Balian Dadas (dukun perempuan) dukun salah satu dari lima (5) Dukun Suku Dayak Ma’anyan dan Suku Dayak Lawangan dan merupakan Dukun termuda urutan kelima yang ada di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Tarian ini digunakan oleh masyarakat dalam ritual penyembuhan warga yang sakit. Namun seiring perkembangan, tarian ini diadaptasi menjadi tarian kebudayaan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan tengah sebagai pelestarian kebudayaan asli masyarakat Dayak dalam acara penyambutan, peresmian dan juga festival budaya.

Tari Gelang Bawo merupakan Tarian Ritual khas Wadian/Balian Bawo (Dukun laki-laki) dukun salah satu dari lima (5) Dukun Suku Dayak Ma’anyan dan Suku Dayak Lawangan dan merupakan Dukun termuda urutan kelima yang ada di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Tarian ini digunakan oleh masyarakat dalam ritual penyembuhan warga yang sakit. Namun seiring perkembangan, tarian ini diadaptasi menjadi tarian kebudayaan oleh masyarakat Dayak di Kalimantan tengah sebagai pelestarian kebudayaan asli masyarakat Dayak dalam acara penyambutan, peresmian dan juga festival budaya.

 

Wadian Bulat merupakan salah satu kesenian khas dari dusun Dayak Maanyan, Lawangan dan Bawo yaitu sebuah pertunjukan tari yang diiringi dengan atraksi melipat anggota badan seperti tangan dan kaki hingga ke kepala. Putaran wadian banyak dilakukan oleh penari laki-laki, karena lebih tepat dilakukan karena alasan estetika atau norma moral.

 

Mengangkat cerita yang paling terkenal yaitu legenda hantu bajat panguluh yg berasal dari keturunan Belian yang salah dalam menggunakan kesaktian dan minyak sakti mereka sehingga Belian masuk saruga (alam orang mati) untuk menyembuhkan orang sakit.

Selain itu masih banyak pilihan cerita/legenda yang bisa ditampilkan dalam sendratari ini.

 

Adalah merupakan tarian tradisional suku Dayak yang mempertunjukkan unsur seni perang, seni teatrikal, serta bela diri. Tari ini bermula dari sebuah kebiasaan suku Dayak di zaman dulu yang dinamakan kinyah, yang termasuk ke dalam tarian perang, sebagai rencana dalam memburu dan membunuh kepala para musuh.

 

Tari ini merupakan gambar­an dari ungkapan syukur ke­pa­da Tuhan Yang Maha Esa dan wujud dari rasa gotong ro­yong dengan saling tolong-menolong antarsesama da­lam menyelesaikan permasa­la­h­an.

 

Tari ini merupakan tari yang melambangkan kegembiraan atau sebagai tarian “selamat datang” untuk tamu-tamu yang berkunjung ke Kalimantan. Tari Manasai ini merupakan salah satu tarian tradisional asli suku Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah.

 
 

Tari Mandau adalah sebuah tarian sebagai perwujudan dari semangat perjuangan masyarakat suku Dayak dalam membela harga diri dan kehormatan yang menggunakan Mandau sebagai tampilannya. Mandau merupakan senjata khas suku Dayak Kalimantan Tengah yang memiliki bentuk seperti parang.

 

DESKRIPSI TARI - KALIMANTAN BARAT

Tari Gong adalah tarian tradisional Dayak yang dibawakan oleh seorang gadis dengan anggun dan menggunakan gong sebagai media tarinya. Tari gong ini sering disebut dengan Kancet Ledo oleh masyarakat Dayak.

Tarian ini merupakan cerminan perjuangan harga diri dan kehormatan, dengan menggunakan senjata Mandau sebagai simbol. Mandau ini merupakan keris tradisional Dayak dari Kalimantan Tengah.

Tari Jubata adalah tarian syukur kepada Tuhan (Jubata) yang dibawakan oleh satu orang penari laki-laki dan lima orang penari wanita, dimana gerakannya dimulai dengan menghentakkan kaki kanan kemudian ke kiri sambil berjalan ke arah depan sambil membentuk lingkaran, dengan posisi kedua tangan memegang harta berupa piring, gelas dan mangkok berisi sesaji

 

Tari Pilanuk adalah tarian tradisional suku Dayak Kanayatn Kalimantan Barat. Pada zaman dahulu tarian terbang ini digunakan untuk melatih kelincahan atau kelincahan kaki dalam melompat dan menghindari rintangan. Hal ini dilakukan karena adanya perang antar suku. Selain itu, tarian ini juga digunakan untuk berburu. Kemudian latihan kelincahan kini berubah menjadi sebuah tarian.

 

Tari Nutuk adalah tarian tradisional Dayak yang dibawakan untuk menunjukkan rasa syukur atas hasil panen.

 

Tari Nampi’ Seak merupakan tarian yang berasal dari tradisi masyarakat Dayak Kanayatn yaitu menampi atau membersihkan sawah yang mengembangkan unsur gerak sederhana dari pekerjaan sehari-hari. Tarian Nampi’ Seak melambangkan cara memisahkan bulir-bulir beras yang diisi dengan yang kosong atau dalam bahasa Dayak Kanayatn disebut ampa’k.

 
 

Tarian Nimang Padi merupakan simbol penghormatan dan rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) dan arwah para leluhur, sehingga sesajen yang diberikan oleh masyarakat Dayak Kanayatn tergambar.

 
 

KINERJA SAPE

Sape adalah kecapi tradisional masyarakat Orang Ulu atau “orang hulu” Kalimantan Tengah. Sape dulunya hanya dimainkan pada saat upacara penyembuhan di dalam rumah panjang, namun lama kelamaan menjadi instrumen sosial yang digunakan sebagai bentuk hiburan. Motif hutan warna-warni yang menghiasi tubuh sape menandai perubahan tujuan ini.

Secara teknis, Sape adalah instrumen yang relatif sederhana, dengan satu string membawa melodi dan string yang menyertainya sebagai drone berirama. Dalam praktiknya, musiknya cukup kompleks, dengan banyak ornamen dan variasi tematik. Ada dua mode umum, satu untuk tarian rumah panjang pria dan yang lainnya untuk tarian rumah panjang wanita. Ada juga mode ketiga yang jarang digunakan. Musik sape biasanya terinspirasi oleh mimpi dan ada lebih dari 35 karya tradisional dengan banyak variasi. Repertoar keseluruhan perlahan-lahan meningkat.

id_IDIndonesian
Scroll to Top